Sabtu, 17 November 2012

Study Kasus IPA


CONTOH KASUS PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD


Kasus pembelajaran IPA kelas V SD
Bu Siti akan mengajarkan IPA dengan topik pernapasan pada manusia, di kelas V SD. Ia mempersiapkan media berupa gambar organ pernapasan dan model organ pernapasan dan model organ pernapasan manusia. Ia juga mempersiapkan LKS tentang nama – nama organ pernapasan manusia.
Sebelum mengajar, Bu Siti memberikan apersepsi bahwa salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Bu Siti juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu tentang macam/nama organ pernapasan manusia dan fungsi masing–masing organ tersebut. Setelah itu,  Bu Siti memulai mengajar materi tentang organ pernapasan. Ia menyuruh semua murid menarik napas untuk membuktikan bahwa manusia bernapas dan untuk mengetahui dimana letak organ – organ pernapasan tersebut. Bu Siti memasang organ pernapasan manusia di papan tulis, dan tanya jawab tentang nama – nama organ pernapasan manusia. Setelah itu Bu Siti memberikan LKS sebagai latihan secara berkelompok. Siswa melaporkan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya.
Untuk menambah pemahaman siswa, Bu Siti menunjukkan model organ pernapasan manusia. Hal ini juga bertujuan membuat siswa lebih tertarik untuk mengetahui siswa lebih tertarik untuk mengetahui letak dan fungsi organ pernapasan manusia.  Sambil menunjukkan pada model, Bu Siti mengadakan tanya jawab tentang fungsi masing-masing organ pernafasan pada manusia.
Setelah itu Bu Siti mengadakan evaluasi, dan setelah dikoreksi, Bu Siti tidak menyangka bahwa hasilnya tidak memuaskan. Hasil nilai murid yang mencapai 75 ke atas hanya 10 orang dari 30 siswa. Bu Siti merenung, mengapa target tidak tercapai, padahal dia menargetkan 75 % siswa mendapat nilai 75 ke atas ?
1. Mengidentifikasi masalah yang penting
  1. Bu Siti mengajarkan materi IPA dengan topik organ pernapasan manusia kelas V SD.
  2. Media yang digunakan adalah gambar dan model organ pernapasan manusia.
  3. LKS yang berisi gambar organ pernapasan manusia dan siswa disuruh untuk menjelaskan nama.
  4. Mengadakan apersepsi dengan menyatakan bahwa salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas.
  5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu supaya siswa – siswa mengetahui tentang nama – nama organ pernapasan manusia dan fungsinya.
  6. Metode yang dipakai demonstrasi, tanya jawab,  penugasan, diskusi, ceramah.
  7. Setelah hasil ulangan diperiksa ternyata hanya ada 10 orang siswa yang nilainya 75 ke atas dari 30 orang siswa.
2. Bu Siti sudah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik, ternyata hasilnya kurang memuaskan.
3. Analisis penyebab masalah
a. Bu Siti terlalu banyak menggunakan metode, sehingga dalam pelaksanaan masing – masing metode kurang tuntas.
b. Bu Siti tidak memberikan pemantapan materi dan kesimpulan di akhir kegiatan belajar 
    mengajar.
c. Bu Siti kurang menguasai materi
4. Alternatif pemecahan masalah
  1. Seharusnya dalam proses belajar mengajar, Bu Siti tidak terlalu banyak menggunakan metode, karena hal itu justru membuat proses pemahaman konsep menjadi tidak mantap. Pilih beberapa metode saja yang dianggap paling tepat untuk mengajarkan materi tersebut.
  2. Pada akhir proses belajar mengajar, seharusnya Bu Siti memberikan pemantapan dan kesimpulan, supaya siswa lebih paham terhadap materi yang diajarkan.
  3. Sebelum mengajar seharusnya Bu Siti sudah menguasai materi sehingga dalam pelaksanaannya berjalan dengan lancar, jelas, dan agar yang disampaikan mudah di serap oleh siswa.
5. Pemecahan masalah
Jika diamati lebih dalam, kasus yang muncul dalam pembelajaran Bu Siti adalah karena kurang menguasai materi. Padahal salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi professional. Artinya ia harus memiliki pengetahuan yang luas serta dalam dari bidang studi yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memiliki metode yang tepat serta mampu menggunakan berbagai metode dalam PBM. Guru juga harus memiliki pengetahuan luas tentang landasan kependidikan dan pemahaman terhadap murid.
Hal ini juga seperti yang dikemukakan oleh Robert W. Richey ( 1974 ) bahwa ciri – ciri profesionalisasi jabatan guru salah satunya adalah para guru di tuntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal bahan pengajar, metode, anak didik dan landasan kependidikan.
Johnson ( 1980 ) menjabarkan cakupan  kemampuan professional guru diantaranya adalah penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penguasaan materi bagi seorang guru adalah mutlak adanya. Jadi untuk mengatasi kasus tersebut di atas, hal yang paling penting yang harus dikerjakan adalah peningkatan kompetensi guru dengan cara rajin membaca, menerapkan dan mengembangkan ilmunya. Dengan langkah seperti ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas guru yang berimbas pada peningkatan prestasi siswa. Jadi kasus di atas tidak akan terulang kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar